Dulu, investasi saham mungkin hanya dilakukan lewat broker atau harus datang ke kantor sekuritas.
Tapi sekarang, main saham cukup lewat HP, siapa pun bisa mulai investasi dengan mudah hanya dalam beberapa langkah.
Meski terdengar praktis, penting bagi pemula untuk memahami cara main saham yang benar agar tidak asal beli dan terhindar dari kerugian.
Rekomendasi
Cara Main Saham Pemula di HP
Nah, kalau kamu tertarik untuk mulai berinvestasi saham lewat smartphone, berikut adalah 10 cara main saham di HP untuk pemula agar cuan maksimal dan risiko terkelola dengan baik.
1. Pilih Aplikasi Investasi yang Legal dan Aman
Langkah awal yang tidak boleh diabaikan dalam bermain saham via HP adalah memilih aplikasi investasi yang telah resmi terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Hal ini penting untuk memastikan dana dan data pribadi Anda aman serta terhindar dari praktik ilegal.
Ciri-ciri aplikasi investasi yang layak dipilih:
- Legal dan terdaftar di OJK
- Memiliki rekam jejak baik dan ulasan positif
- Menyediakan fitur edukasi, analisis saham, serta simulasi trading
- Menawarkan antarmuka (UI) yang ramah pemula
- Menyediakan akses data pasar secara real-time dan fitur keamanan dua lapis (2FA)
Beberapa aplikasi saham populer dan terpercaya di Indonesia:
- Bibit – Cocok untuk investasi reksa dana dan saham via reksa dana indeks
- Ajaib – Platform investasi saham dan reksa dana yang user-friendly
- Stockbit – Memadukan media sosial, riset saham, dan investasi langsung
- IPOT – Aplikasi lengkap milik Indo Premier Sekuritas, cocok untuk analisa mendalam
- MOST by Mandiri Sekuritas – Cocok untuk investor pemula hingga menengah dengan layanan edukasi intensif
Selalu cek legalitas aplikasi di situs resmi OJK (www.ojk.go.id) sebelum mulai investasi.
2. Lakukan Registrasi dan Verifikasi Akun Investasi
Setelah memilih aplikasi, Anda perlu membuka akun untuk bisa mulai berinvestasi. Proses ini umumnya cepat dan bisa dilakukan 100% online hanya lewat HP.
Langkah-langkah registrasi umum:
- Isi data diri seperti nama lengkap, alamat, email, dan nomor HP
- Upload foto KTP (untuk verifikasi identitas)
- Selfie verifikasi (foto wajah dengan KTP)
- Tanda tangan digital atau e-sign
- Tunggu proses verifikasi KYC (Know Your Customer) selesai (biasanya 1×24 jam)
Langkah ini penting untuk memastikan transaksi Anda aman dan sesuai regulasi.
Setelah verifikasi selesai, akun Anda akan aktif dan Anda bisa langsung menyetor dana ke RDN (Rekening Dana Nasabah) untuk mulai membeli saham.
3. Pelajari Dasar-Dasar Investasi Saham
Sebelum Anda membeli saham pertama, pahami dulu konsep dasar dari dunia pasar modal agar tidak asal ikut-ikutan.
Tanpa pemahaman yang cukup, Anda bisa terjebak investasi spekulatif atau mudah panik saat harga saham fluktuatif.
Beberapa hal penting yang harus dipahami:
- Apa itu saham? – Bukti kepemilikan atas perusahaan publik
- Apa itu dividen? – Bagian laba yang dibagikan kepada pemegang saham
- Apa itu capital gain? – Keuntungan dari selisih harga jual dan beli saham
- Saham blue chip vs saham gorengan – Saham blue chip lebih stabil dan aman, sementara saham gorengan lebih fluktuatif dan berisiko tinggi
Manfaatkan fitur edukasi di aplikasi, seperti artikel, video, dan kelas online. Anda juga bisa belajar dari sumber lain seperti:
- YouTube channel keuangan (ZAP Finance, Finansialku, dll.)
- E-book gratis dari sekuritas
- Kelas saham di Udemy, Skill Academy, atau komunitas Telegram
4. Tentukan Tujuan Keuangan dan Anggaran Investasi
Investasi tanpa tujuan jelas bisa membuat Anda cepat kehilangan arah. Maka dari itu, tentukan dulu tujuan keuangan Anda sebelum mulai menanam saham.
Contoh tujuan investasi:
- Dana pensiun 20 tahun lagi
- Dana pendidikan anak 10 tahun mendatang
- Menyiapkan dana beli rumah dalam 5-7 tahun
- Belajar investasi sambil menambah penghasilan
Setelah tahu tujuan, buat anggaran sesuai kemampuan finansial. Tidak perlu langsung besar – bisa mulai dari:
- Rp100.000 per bulan (untuk belajar)
- Rp500.000-Rp1.000.000 (untuk mulai membangun portofolio)
Yang penting adalah konsistensi. Sesuaikan juga dengan profil risiko dan kebutuhan likuiditas Anda.
5. Mulai Investasi dari Saham Blue Chip
Bagi pemula, sangat disarankan untuk membeli saham blue chip terlebih dahulu. Ini adalah saham dari perusahaan besar, mapan, dan memiliki kinerja stabil.
Jenis saham ini cocok untuk investasi jangka panjang dan memiliki risiko relatif lebih rendah dibanding saham spekulatif.
Ciri-ciri saham blue chip:
- Terdaftar di indeks LQ45 atau IDX30
- Kapitalisasi pasar besar
- Volume transaksi tinggi (likuid)
- Rajin membagikan dividen
- Tumbuh konsisten dalam jangka panjang
Contoh saham blue chip di Indonesia:
- BBCA (Bank Central Asia) – Bank swasta terbesar dengan teknologi unggul
- TLKM (Telkom Indonesia) – Perusahaan telekomunikasi milik negara
- UNVR (Unilever Indonesia) – FMCG andalan dengan produk rumah tangga terkenal
Saham-saham ini bisa menjadi pondasi kuat untuk portofolio Anda dan mengurangi risiko fluktuasi pasar yang ekstrem.
6. Lakukan Riset dan Analisis Sebelum Membeli Saham
Jangan tergoda membeli saham hanya karena sedang viral atau banyak direkomendasikan di media sosial.
Sebagai investor pemula, riset dan analisis sederhana adalah kunci untuk menghindari keputusan impulsif yang bisa merugikan.
Langkah riset dasar yang bisa kamu lakukan:
- Cek laporan keuangan perusahaan (laba bersih, utang, pendapatan)
- Lihat tren industri terkait (apakah prospek bisnisnya cerah?)
- Tinjau pergerakan harga saham dalam 1-3 tahun terakhir
- Baca berita terbaru terkait perusahaan dan sektor industri
Gunakan Analisis Fundamental, dengan fokus pada indikator berikut:
- PER (Price to Earnings Ratio): Menunjukkan apakah saham mahal atau murah dibandingkan laba per saham
- PBV (Price to Book Value): Membandingkan harga saham dengan nilai buku perusahaan
- ROE (Return on Equity): Menunjukkan seberapa efisien perusahaan menggunakan modalnya untuk menghasilkan laba
Semua data ini biasanya tersedia langsung di aplikasi investasi yang kamu gunakan.
7. Beli Saham dan Lakukan Diversifikasi Portofolio
Setelah menemukan saham yang layak, saatnya mulai membeli. Tapi ingat, jangan taruh seluruh modal pada satu saham.
Diversifikasi adalah strategi penting untuk mengurangi risiko.
Tips diversifikasi untuk pemula:
- Sebar dana ke beberapa sektor berbeda (misalnya keuangan, teknologi, konsumsi)
- Gabungkan saham blue chip dengan saham second liner yang memiliki potensi pertumbuhan
- Jangan terlalu banyak saham dalam portofolio – cukup 3-5 saham untuk awal
Contoh alokasi:
- 40% ke sektor perbankan (misalnya BBCA)
- 30% ke sektor telekomunikasi (misalnya TLKM)
- 30% ke sektor barang konsumsi (misalnya UNVR)
Dengan cara ini, kalau satu saham turun, performa sektor lain bisa menyeimbangkan kerugian.
8. Pantau Performa Saham Secara Berkala
Investasi saham bukan berarti beli lalu ditinggal begitu saja. Kamu perlu memantau performa saham secara berkala agar bisa mengambil keputusan tepat, apakah harus tahan, tambah, atau lepas kepemilikan saham.
Cara memantau performa:
- Gunakan fitur grafik harga, data volume, dan pergerakan historis yang tersedia di aplikasi
- Evaluasi portofolio setiap minggu atau minimal setiap bulan
- Bandingkan performa saham kamu dengan indeks acuan (misalnya IHSG, LQ45)
Hindari ini:
- Mengecek harga saham setiap menit ➜ bisa bikin stres dan panik
- Menjual saham hanya karena turun sedikit ➜ pahami dulu penyebabnya
Tetap tenang, karena fluktuasi jangka pendek adalah hal wajar dalam pasar saham.
9. Gunakan Strategi Investasi Berkala (Dollar Cost Averaging/DCA)
Salah satu strategi paling direkomendasikan untuk pemula adalah Dollar Cost Averaging (DCA).
Strategi ini membantu mengurangi risiko beli di harga tinggi karena kamu rutin membeli saham dengan jumlah yang sama setiap periode.
Cara DCA:
- Tentukan saham yang ingin dikoleksi
- Tetapkan jumlah dana tetap (misal Rp500.000)
- Beli secara rutin (misal setiap tanggal 1 atau setiap Jumat)
Contoh: Kamu membeli saham BBCA sebesar Rp500.000 setiap bulan.
Harga saham bisa naik atau turun, tapi dalam jangka panjang, harga beli kamu akan rata, dan kamu terhindar dari “timing the market” yang berisiko tinggi.
10. Kelola Risiko Investasi dan Hindari Uang Pinjaman
Saham memang menjanjikan keuntungan tinggi, tetapi juga memiliki risiko besar.
Oleh karena itu, penting untuk memahami dan mengelola risiko sejak awal agar investasi tetap aman dan nyaman.
Hindari:
- Berinvestasi menggunakan uang pinjaman
- Menggunakan dana darurat untuk beli saham
- Berinvestasi tanpa strategi dan kontrol diri
Lakukan ini:
- Gunakan uang dingin – uang yang tidak dibutuhkan dalam waktu dekat
- Tentukan batas cut loss untuk meminimalkan kerugian (misalnya jika rugi 10%, jual sahamnya)
- Tetap tenang saat pasar turun, lakukan evaluasi objektif
- Terus belajar dari pengalaman dan update informasi pasar
Ingat, investasi saham bukan sekadar cari untung cepat, tapi strategi membangun kekayaan secara bertahap dan terencana.
Investasi saham lewat HP bukan hanya mudah, tapi juga bisa jadi alat membangun kekayaan jangka panjang jika dilakukan dengan cara yang benar.
Dengan memahami 10 cara main saham pemula di HP tersebut, kamu bisa menghindari jebakan umum dan mulai menata masa depan finansial dengan lebih bijak.
Ingat, investasi saham bukan tentang cepat kaya, tapi tentang membangun kebiasaan cerdas dan konsisten yang akan membawa hasil besar di masa depan.