Investasi saham kini menjadi salah satu pilihan favorit untuk membangun kekayaan dalam jangka panjang.
Tak hanya karena potensinya yang menguntungkan, tetapi juga karena aksesnya yang kini semakin mudah melalui berbagai aplikasi dan platform online.
Jika Anda baru mulai terjun ke dunia saham, Anda wajib memahami cara main saham pemula secara bijak.
Rekomendasi
Cara Investasi Saham untuk Pemula
Agar tidak salah langkah, berikut ini adalah 7 cara cerdas investasi saham untuk pemula yang bisa membantu Anda memulai dengan tepat dan mengurangi risiko kerugian.
1. Pelajari Dasar-Dasar Investasi Saham secara Menyeluruh
Langkah paling awal dan sangat penting bagi pemula sebelum mulai berinvestasi adalah memahami apa itu saham dan bagaimana mekanisme kerjanya.
Saham merupakan surat berharga yang menjadi tanda kepemilikan atas suatu perusahaan terbuka (Tbk).
Dengan memiliki saham, Anda secara otomatis menjadi pemilik sebagian dari perusahaan tersebut – meskipun hanya sebagian kecil – dan berhak atas pembagian keuntungan (dividen) serta hak suara dalam rapat umum pemegang saham.
Beberapa istilah penting yang wajib diketahui pemula:
- Emiten: Perusahaan yang menerbitkan dan menjual sahamnya kepada publik melalui Bursa Efek Indonesia (BEI).
- Dividen: Pembagian laba perusahaan kepada pemegang saham berdasarkan jumlah saham yang dimiliki.
- RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham): Forum resmi di mana para pemegang saham mengambil keputusan penting terkait jalannya perusahaan.
- Portofolio Saham: Kumpulan saham yang dimiliki oleh seorang investor. Portofolio bisa terdiri dari berbagai saham dari sektor atau industri berbeda untuk diversifikasi risiko.
Selain istilah, pemula juga perlu memahami cara kerja pasar saham, misalnya mekanisme jual-beli di bursa, jam perdagangan saham, serta faktor yang memengaruhi naik turunnya harga saham, seperti laporan keuangan, kondisi ekonomi, suku bunga, dan sentimen pasar.
Dengan pemahaman ini, Anda akan lebih percaya diri dan tidak mudah panik saat menghadapi fluktuasi harga saham.
2. Tentukan Tujuan Investasi dan Pahami Profil Risiko Anda
Setelah memahami dasar-dasar saham, langkah selanjutnya adalah menentukan tujuan investasi Anda.
Ini penting untuk mengetahui arah dan strategi yang akan dijalani. Apakah Anda berinvestasi untuk:
- Menabung dana pensiun?
- Membeli rumah impian?
- Mempersiapkan dana pendidikan anak?
- Menyisihkan dana untuk masa depan secara umum?
Tujuan ini akan menentukan jangka waktu investasi Anda – jangka pendek, menengah, atau Panjang – serta strategi alokasi dana yang sesuai.
Selanjutnya, pahami profil risiko Anda:
- Konservatif: Tidak nyaman dengan risiko tinggi. Lebih cocok untuk instrumen seperti deposito, reksadana pasar uang, atau obligasi negara.
- Moderat: Siap mengambil risiko menengah demi potensi imbal hasil lebih besar.
- Agresif: Siap menghadapi fluktuasi tajam dan kehilangan nilai investasi dalam jangka pendek demi potensi keuntungan besar.
Saham tergolong investasi berisiko tinggi (high risk, high return), sehingga tidak semua orang cocok berinvestasi sepenuhnya di saham.
Jika Anda merasa belum siap menghadapi volatilitas pasar, Anda bisa memulai dengan alokasi dana terbatas untuk saham dan mengombinasikannya dengan instrumen lain yang lebih stabil seperti reksadana campuran atau obligasi.
3. Gunakan Aplikasi Investasi Saham yang Legal dan Terpercaya
Kabar baiknya, sekarang Anda tidak perlu repot datang ke kantor sekuritas untuk membuka akun saham.
Semua proses bisa dilakukan secara online melalui aplikasi yang mudah digunakan bahkan untuk pemula. Namun, keamanan tetap harus menjadi prioritas utama.
Pastikan Anda memilih aplikasi investasi yang:
- Terdaftar dan diawasi oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan) – Ini menjamin bahwa platform tersebut legal dan menjalankan praktik yang sesuai regulasi.
- Menyediakan fitur edukasi seperti artikel, video, simulasi trading, hingga analisis pasar harian yang membantu Anda belajar sambil berinvestasi.
- Menawarkan akses laporan keuangan emiten dan fitur analisis fundamental/teknikal yang mudah digunakan.
Beberapa aplikasi investasi saham yang populer di Indonesia dan ramah untuk pemula:
- Ajaib – Cocok untuk pemula karena antarmukanya simpel dan tersedia fitur edukasi lengkap.
- Stockbit – Selain trading, platform ini juga berfungsi sebagai komunitas diskusi investor saham.
- Bibit – Fokus pada reksadana, namun terintegrasi dengan saham melalui fitur reksadana saham.
- Bareksa – Menyediakan banyak produk investasi, termasuk reksadana dan obligasi, cocok untuk diversifikasi.
Menggunakan aplikasi yang tepat akan memberikan rasa aman, nyaman, serta membantu Anda belajar dan tumbuh menjadi investor yang cerdas.
4. Mulai dari Saham Blue Chip yang Terbukti Stabil dan Tumbuh
Bagi investor pemula, memilih saham yang tepat adalah langkah krusial yang perlu diperhatikan.
Salah satu pilihan paling bijak adalah memulai dengan saham blue chip – yaitu saham dari perusahaan besar, mapan, memiliki reputasi baik, dan kinerja keuangan yang konsisten.
Ciri-ciri saham blue chip:
- Perusahaan telah berdiri lama dan memiliki posisi dominan di industrinya
- Kinerja keuangan stabil dan terbukti membagikan dividen secara rutin
- Kapitalisasi pasar besar serta likuiditas tinggi
- Tercatat dalam indeks LQ45 atau IDX30 di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Contoh saham blue chip di Indonesia:
- Bank Central Asia (BBCA) – Bank swasta terbesar dengan laba stabil dan teknologi digital kuat
- PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) – Perusahaan telekomunikasi milik negara dengan layanan luas
- PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) – Perusahaan FMCG (barang konsumsi) dengan produk rumah tangga populer
Saham-saham blue chip cenderung lebih tahan terhadap gejolak pasar dibanding saham spekulatif atau “saham gorengan”, sehingga sangat cocok untuk investor pemula yang ingin berinvestasi jangka panjang dengan risiko lebih terukur.
5. Pelajari Teknik Analisis Saham untuk Keputusan yang Lebih Akurat
Memahami cara menganalisis saham sangat penting agar keputusan Anda dalam membeli atau menjual saham tidak hanya berdasarkan spekulasi atau “ikut-ikutan orang lain”.
Ada dua pendekatan utama dalam menganalisis saham:
Analisis Fundamental
Analisis ini menilai kesehatan dan prospek jangka panjang dari suatu perusahaan berdasarkan data finansial dan kondisi industri.
Indikator yang biasa digunakan:
- PER (Price to Earnings Ratio) – Apakah harga saham mahal atau murah dibandingkan laba bersihnya
- PBV (Price to Book Value) – Nilai wajar saham dibandingkan nilai buku perusahaan
- ROE (Return on Equity) – Kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari modalnya
Juga penting untuk membaca laporan keuangan, laporan tahunan, dan memantau berita ekonomi atau kebijakan pemerintah yang berdampak pada sektor perusahaan tersebut.
Analisis Teknikal
Analisis ini menggunakan grafik pergerakan harga saham dan indikator statistik untuk memprediksi tren pasar, biasanya untuk jangka pendek.
Beberapa indikator populer:
- Moving Average (MA)
- Relative Strength Index (RSI)
- MACD (Moving Average Convergence Divergence)
Untuk pemula, mulailah dari analisis fundamental karena lebih sederhana dan lebih cocok untuk strategi investasi jangka panjang.
Setelah paham dasar-dasarnya, Anda bisa lanjut mendalami teknikal untuk memperkuat keputusan entry/exit saham.
6. Hindari Berinvestasi dengan Utang, Selalu Gunakan Uang Dingin
Banyak investor pemula tergoda untuk menggunakan pinjaman, kartu kredit, atau dana darurat untuk mulai investasi saham.
Ini adalah kesalahan fatal yang bisa membuat kondisi keuangan memburuk jika harga saham tidak bergerak sesuai harapan.
Saham adalah instrumen berisiko tinggi. Tidak ada jaminan harga akan naik dalam waktu singkat. Jika Anda berinvestasi menggunakan utang, maka:
- Anda tetap harus membayar cicilan dan bunga, meski nilai investasi sedang turun
- Tekanan mental meningkat dan bisa membuat Anda mengambil keputusan emosional
Solusinya? Gunakan uang dingin, yaitu dana yang memang Anda sisihkan khusus untuk investasi dan tidak digunakan untuk kebutuhan mendesak seperti biaya hidup, darurat, atau utang.
7. Terapkan Strategi Investasi Berkala (Dollar Cost Averaging/DCA)
Salah satu strategi paling direkomendasikan untuk pemula adalah Dollar Cost Averaging (DCA).
Ini adalah metode investasi dengan membeli saham dalam jumlah tetap secara rutin, misalnya setiap bulan, tanpa melihat harga saham naik atau turun.
Keuntungan DCA:
- Membantu meredam dampak fluktuasi harga
- Menurunkan risiko membeli di harga tertinggi
- Melatih kedisiplinan berinvestasi
- Cocok untuk gaji bulanan karena Anda bisa langsung menyisihkan dana investasi begitu menerima penghasilan
Contohnya: Anda membeli saham BBCA senilai Rp500.000 setiap tanggal 10 tiap bulan.
Dalam jangka waktu setahun, harga saham akan naik turun, tapi rata-rata harga pembelian Anda akan stabil. Jika saham terus tumbuh, keuntungan Anda pun meningkat seiring waktu.
Dengan metode ini, Anda tidak perlu khawatir untuk menunggu waktu yang tepat untuk membeli – karena dalam jangka panjang, harga saham cenderung naik seiring pertumbuhan perusahaan.
Investasi saham memang bisa memberikan keuntungan besar, tetapi juga bisa membawa risiko besar jika dilakukan tanpa persiapan.
Sebagai pemula, Anda harus mulai dengan membekali diri dengan pengetahuan, menetapkan tujuan, dan membangun portofolio secara bertahap.
Dengan mengikuti 7 cara investasi saham di atas, Anda bisa lebih percaya diri dan aman dalam memulai perjalanan investasi saham.
Ingat, dalam investasi, konsistensi dan kesabaran adalah kunci utama untuk meraih kesuksesan jangka panjang.